11 Masalah Gizi
BOLEH-tidak boleh, benar-salah dan apa-bagaimana mengonsumsi makanan dan minuman kesukaan selama hamil. Kehamilan memang unik, kondisi yang dialami setiap ibu haml berbeda dengan ibu hamil lainnya. Bahkan, antara kehamilan pertama dengan kehamilan berikutnya. Banyak pertanyaan yang membuat penasaran para ibu, termasuk kebingungan pada soal gizi, makanan dan mengkonsumsinya.
1. Saya mual dan muntah setiap hari, apakah akan mengganggu kondisi gizi janin ?
Separuh dari ibu hamil mengalami mual dan muntah di kehamilan trimester pertama. Sebenarnya, hal ini jarang menyebabkan masalah dan tidak akan menyebabkan bayi kurang gizi. Apalagi, jika Anda mengatur pola makan dengan cara makan dalam jumlah sedikit tapi sering, mengisi perut sebelum bepergian dan tidak mengonsumsi makanan yang merangsang asam lambung, seperti yang berasa asam atau pedas.
Namun Anda perlu waspada bila mual-muntah itu jadi sangat hebat (Hiperemesis Gravidarum), sehingga Anda tidak dapat makan dan minum apapun. Anda dapat kekurangan cairan dan gizi, begitu juga dengan sang janinnya. Bila terjadi, Anda harus dirawat dirumah sakit untuk diberi cairan infus dan obat-obatan.
2. Berapa jumlah kenaikan berat badan ideal selama hamil?
Tergantung dari berat badan Anda sebelum hamil. Anda bisa menghitungnya lewat rumus indeks masa tubuh (IMT). Pada trimester I, berat badan (BB) diharapkan naik kurang dari 2 kilogram. Pada trimester II dan III, sebaiknya kenaikan BB kurang dari 1/2 kilogram setiap minggunya. Tambahan kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil sepanjang kehamilan adalah 300 kalori per hari.
3. Haruskah saya minum susu khusus untuk ibu hamil?
Tidak harus. Susu biasa maupun susu khusus ibu hamil sama-sama merupakan sumber protein dan sumber kalsium yang baik untuk ibu hamil.
4. Saya seorang vegetarian, darimana saya mendapatkan protein?
Kehamilan tanpa mengonsumsi daging sebetulnya aman-aman saja, jika diimbangi tambahan asupan protein sekitar 10 gram per hari. Sumber protein terbaik bagi para vegetarian adalah keju, telur, susu, tahu, tempe dan kacang-kacangan. Katakan kepada dokter kandungan bahwa Anda seorang vegetarian (apalagi jika Anda vegetarian murni), agar ia dapat memberikan suplemen yang lengkap. Yang penting, jangan sampai janin kurang protein karena Anda tak mengonsumsi daging.
5. Suplemen zat besi dari dokter membuat saya sembelit. Bolehkah menggantinya dengan makanan yang mengandung zat besi?
Ibu hamil membutuhkan zat besi sebesar 27-30 mg per hari untuk membentuk hemoglobin, yaitu komponen pengangkut oksigen dalam sel darah merah untuk menyebarkan oksigen ke seluruh sel tubuh. Jadi, zat besi sangat penting baik untuk ibu hamil maupun janinnya yang sedang berkembang.
Jika suplemen zat besi membuat Anda sembelit, Anda dapat menggantinya dari makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, ikan salmon dan tuna, sayur-sayuran bewarna hijau, kacang merah dan sereal. Untuk membantu penyerapan zat besi, perlu asupan makanan dan minuman yang banyak mengandung vitamin C. Jangan lupa, untuk mengatasi sembelit, minum sedikitnya 8 gelas per hari.
6. Benarkah selama hamil tidak boleh makan sushi atau sashimi?
Isu kontaminasi merkuri yang dapat menggugurkan janin atau merusak sistem saraf janin membuat banyak ibu hamil menghindari ikan, terutama ikan mentah. Padahal, tidak ada alasan untuk menghilangkan menu ikan selama hamil. Ikan adalah sumber terbaik untuk protein dan asam lemak Omega-3. Kebutuhan protein ibu hamil adalah sekitar 60 gram per hari yang dapat dipenuhi dari 3 porsi makanan sumber protein hewani ditambah 3 porsi makanan sumber protein nabati dan 1 gelas susu. Sejauh ini belum ada rekomendasi yang pasti berapa banyak ikan yang boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tetapi jenis ikan tertentu yang kemungkinan tinggi merkuri adalah tuna, king mackerel dan ikan pedang.
7. Bolehkah minum kopi?
Tak perlu 'memusuhi' kopi atau minuman lain yang mengandung kafein. Hanya memang harus dikurangi asupannya. Terlalu banyak mengonsumsi kafein dikhawatirkan menyebabkan keguguran di trimester pertama. Beberapa penelitian membuktikan akan terjadi peningkatan risiko abortus dan bayi lahir dengan berat badan rendah pada wanita hamil yang mengonsumsi kopi lebih dari 150 mg/hari. Selain itu kopi akan menyebabkan eksresi kalsium meningkat, padahal ibu hamil sangat membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan janinnya.
Wanita hamil disarankan untuk membatasi minum kopi tidak lebih dari 300 mg/hari. Sebagai gambaran, 1 cangkir kopi sering mengandung 200 mg kafein, dan 1 cangkir teh mengandung 100 mg kafein. Jika Anda tidak dapat lepas dari kopi siasati dengan menambah susu atau minum kopi dekafein.
8. Makan dan minum yang manis-manis, menyebabkan diabetes gestasional?
Memang tidak langsung sebagai penyebab diabetes gestasional atau diabetes yang muncul selama hamil, tapi dapat menyebabkan obesitas yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit diabetes di kemudian hari. Gula akan membuat pankreas, yaitu organ yang mengatur gula darah, bekerja lebih keras dan akhirnya tidak bisa mengeluarkan insulin. Sebaiknya memang hindari terlalu banyak pemakaian gula pada makanan dan minuman Anda.
9. Apakah pemanis buatan berbahaya?
Makanan berpemanis buatan aspartam aman dikonsumsi. Aspartam mengandung asam amino yang merupakan protein. Namun belum ada penelitian jangka panjang mengenai keamanan pemanis ini. Pemanis non-kalori lain seperti sorbitol dan mannitol juga aman. Namun makanan mengandung sakarin dan siklamat perlu dijauhi karena diduga bisa menimbulkan kanker dan cacat bawaan janin. Sucralose (splenda) merupakan pemanis rendah kalori yang diekstrak dari molekul gula dan dianggap lebih aman untuk dikonsumsi.
10. Bolehkah mengonsumsi makanan berpengawet seperti sosis atau makanan kaleng (kornet, tuna)?
Selain mengandung MSG, dalam makanan kemasan biasanya juga ditambahkan berbagai kandungan bahan tambahan kimia lain, termasuk pengawet. Tidak ada rekomendasi pasti berapa banyak makanan ini boleh dikonsumsi, karena efek pengawet maupun MSG masih kontroversi. Kalau memang khawatir, sebaiknya kurangi atau hindari makanan berpengawet dan makanan kemasan. Lebih baik konsumsi makanan segar yang diolah dengan baik.
11. Benarkan beberapa jenis keju tidak boleh dikonsumsi ibu hamil?
Benar. Keju lunak (feta, brie) atau keju yang dibuat dari susu yang tidak dipasteurisasi tidak dianjurkan dikonsumsi wanita hamil karena mengandung bakteri salmonella serta bakteri listeria yang beresiko menyebabkan bayi lahir prematur. Lebih baik, konsumsi keju masak seperti keju cheddar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar